Contoh makalah negosiasi
MAKALAH NEGOSIASI BISNIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sepanjang hidup kita, tentunya kita
selalu melakukan negosiasi. Baik dengan ayah ke anaknya, teman, maupun rekan
bisnis. Negosiasi dapat menjembatani perbedaan yang ada dan menghasilkan
kesepakatan antar pihak yang terlibat.
Dalam dunia bisnis, istilah negosiasi bukanlah
hal yang baru. Negosiasi digunakan untuk menjembatani dua kepentingan yang
berbeda, misalnya antara produsen dengan konsumen. Oleh karena itu, agar
terjadi suatu kesepakatan di antara kedua belah pihak, diperlukan negosiasi.
Sementara itu, orang yang melakukan negosiasi sering disebut sebagai seorang
negosiator.
Dalam komunikasi bisnis bernegosiasi sangat
dibutuhkan dalam mencapai suatu kesepakatan bersama antara dua belah pihak yang
bersangkutan. Dalam bernegosiasi ada tata cara tersendiri sehingga kesepakatan
di antara keduanya bisa tercapai.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih jelas
yang berkaitan dengan permasalahan negosiasi, seperti pengertian negosiasi,
berbagai tahapan atau proses bernegosiasi, ketrampilan bernegosiasi, peran
seorang negosiator, tipe negosiator dan pengalaman
pribadi dalam bernegosiasi.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
a. Apa
pengertian negosiasi ?
b. Bagaimana
proses dari negosiasi ?
c. Apa
peran negosiator dalam bernegosiasi ?
d. Apa
saja macam-macam negosiator ?
e. bagaimana pengalaman saya dalam bernegosiasi?
1.3 TUJUAN PENULISAN
a. Untuk
mengetahui pentingnya negosiasi dalam dunia bisnis. Serta menganalisis mengenai
proses negosiasi, ketrampilan dalam negosiasi, dan tipe-tipe negosiator
secara lebih jelas.
b. Mengetahui pengalaman bernegosiasi yang saya miliki.
1.4 MANFAAT
PENULISAN
a. Membantu
mahasiswa memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang negosiasi.
b.
Memberikan informasi secara mendalam
mengenai pengertian negosiasi, proses negosiasi, ketrampilan negosiasi, dan
tipe negosiator.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Negosiasi
Dalam suatu proses negosiasi, selalu
ada dua belah pihak yang berlawanan atau berbeda sudut pandangnya. Agar dapat
menemukan titik temu atau kesepakatan, kedua belah pihak perlu bernegosiasi.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Negosiasi adalah sebuah bentuk
interaksi sosial saat pihak - pihak yang terlibat berusaha untuk saling
menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan. Menurut kamus Oxford,
negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi
formal.
Negosiasi merupakan suatu proses saat
dua pihak mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang
berkepentingan dengan elemen-elemen kerjasama dan kompetisi. Termasuk di
dalamnya, tindakan yang dilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau
memengaruhi orang lain dengan tujuan tertentu.
Menurut Hartman dalam buku karya
Purwanto yang berjudul Komunikasi Bisnis, pengertian negosiasi dapat
berbeda-beda tergantung dari sudut pandang siapa yang terlibat dalam
bernegosiasi. Dalam hal ini, ada dua pihak yang berkepentingan dalam
bernegosiasi, yaitu pembeli dan penjual. Hartman menegaskan bahwa negosiasi
merupakan suatu proses komunikasi antara dua pihak, yang masing-masing
mempunyai tujuan dan sudut pandang mereka sendiri, yang berusaha mencapai
kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak mengenai masalah yang sama.
Menurut Oliver, negosiasi adalah
sebuah transaksi dimana kedua belah pihak mempunyai hak atas hasil akhir. Hal
ini memerlukan persetujuan kedua belah pihak sehingga terjadi proses yang
saling memberi dan menerima sesuatu untuk mencapai kesepakatan bersama.
Sementara itu Casse, negosiasi adalah proses dimana paling sedikit ada dua
pihak dengan persepsi, kebutuhan, dan motivasi yang berbeda mencoba untuk
bersepakat tentang suatu hal demi kepentingan bersama.
Berdasarkan beberapa pengertian
negosiasi tersebut, dapat dikemukakan bahwa suatu proses negosiasi selalu
melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi, mencari suatu
kesepakatan kedua belah pihak, dan mencapai tujuan yang dikehendaki bersama
kedua belah pihak yang terlibat dalam negosiasi.
Selain untuk memperoleh kesepakatan kedua
belah pihak, menurut Thong, alasan bernegosiasi adalah untuk mendapatkan sebuah
keuntungan atau menghindarkan kerugian atau memecahkan problem yang lain. Untuk
mendapatkan suatu kesepakatan kedua belah pihak, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain (Purwanto, 2006: 251) :
a.
Persiapan yang cermat.
b.
Persentasi dan evaluasi yang jelas
mengenai posisi kedua belah pihak.
c.
Keterampilan, pengalaman, motivasi,
pikiran yang terbuka.
d.
Pendekatan yang logis untuk
menciptakan dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling menguntungkan dan
saling menghormati.
e.
Kemauan untuk membuat konsensi untuk
mencapai kesepakatan melalui kompromi bila terjadi kemacetan.
2.2
Proses Negosiasi
Menurut Hartman, ada empat poin penting yang perlu diperhatikan sebelum
bernegosiasi, antara lain pencarian fakta terutama dari pihak lain (lawan
negosisasi), menaksir posisi lawan negosisasi, membuat perencanaan yang baik,
dan memilih serta mengatur tim negosiasi. Sementara itu, menurut Casse, ada
tiga tahapan penting dalam bernegosiasi, yaitu tahap perencanaan (sebelum
negosiasi), tahap implementasi (selama negosiasi), dan tahap peninjauan
(setelah negosiasi).
1.
Tahap perencanaan.
Tahap
perencanaan negosiasi membutuhkan tiga tugas utama, yaitu merencanakan sasaran
negosiasi, memutuskan strategi, dan memperjelas proses negosiasi.
·
Sasaran Negosiasi
Sasaran negosiasi adalah apa hasil yang
diharapkan dalam bernegosiasi. Hal ini merupakan salah satu alasan utama
mengapa seseorang bernegosiasi. Penentuan sasaran atau target dalam bernegosiasi
sangatlah penting sebagai arahan atau petunjuk dalam bernegosiasi. Ada dua
jenis sasaran dalam bernegosiasi, yaitu sasaran ideal dan sasaran dasar (batas
minimal yang dapat dicapai).
·
Strategi Negosiasi
Komponen kedua adalah strategi negosiasi yang
merupakan cara atau teknik untuk mencapai tujuan bernegosiasi. Untuk mencapai
kesepakatan kedua belah pihak memang diperlukan strategi yang tepat. Ada
beberapa strategi negosiasi yang dapat anda gunakan dalam bernegosiasi, antara
lain : strategi kooperatif, strategi kompetitif, dan strategi analitis.
ü Strategi
Kooperatif
§ Sasarannya
mencapai kesepakatan kedua belah pihak
§ Memakai
semboyan win-win solution
§ Mempercayai
pihak lawan
§ Melakukan
kompromi jika diperlukan dan timbal balik
§ Menciptakan
landasan dan kepentingan bersama
ü Strategi
Kompetitif
§ Sasaran
strateginya adalah mengalahkan lawan
§ Tidak
mempercayai lawan dan siap bertarung
§ Menuntut
sebuah konsesi, menegaskan posisi, dan melancarkan tekanan.
§ Tidak
memberikan apa-apa dan menghabiskan semuanya
ü Strategi
Analitis
§ Mempunyai
filosofi bahwa seorang negosiator adalah pemecah masalah, bukan seorang
petarung
§ Memandang
negosiasi sebagai bentuk latihan dalam memecahkan masalah, dan bukannya sebagai
permainan
§ Berusaha
kreatif dan bersama-sama mencari alternatif solusinya
§ Menggunakan
kriteria yang objektif dalam mengambil keputusan
§ Membuat
alasan yang rasional dan bukan atas dasar perasaan
·
Proses Negosiasi
Komponen ketiga adalah proses negosiasi.
Sebelum mencapai tujuan yang anda tentukan sebelumnya, perlu diketahui bahwa
dalam negosiasi sangat diperlukan yang namanya proses negosiasi yang melibatkan
kedua belah pihak. Proses negosiasi merupakan proses suatu proses tawar-menawar
yang diharapkan mampu menghasilkan suatu kesepakatan di kedua belah pihak yang
saling menguntungkan.
Menurut Casse dalam proses negoasiasi ada enam
tahapan penting yang perlu diperhatikan, antara lain : (1) persiapan, (2)
kontak pertama, (3) konfrontasi, (4) Kompromi, (5) Solusi, (6) konsolidasi.
2.
Tahap Implementasi.
Tahap
implementasi merupakan tahapan penerapan atau tindakan yang diperlukan agar
mencapai sukses dalam bernegosiasi. Implementasi memiliki komponen penting
antara lain : taktik negosiasi, keterampilan
negosiasi, dan perilaku negosiasi.
a.
Taktik Negosiasi
Macam-macam taktik negosiasi, antara lain:
·
Taktik dengan cara anda.
·
Taktik bekerja sama.
·
Taktik tidak bertindak apa-apa.
·
Taktik melangkah ke tujuan lain.
b.
Keterampilan
bernegosiasi.
Macam-macam keterampilan
bernegosiasi, antara lain:
·
Persiapan.
·
Memulai negosiasi.
·
Strategi dan teknis.
·
Kompromi.
·
Menghindari kesalahan taktis.
3.
Tahap peninjauan negosiasi.
Tahap
ini merupakan tahapan setelah berlangsungnya suatu proses negosiasi. Tahapan
ini memiliki arti yang sangat penting bagi seorang negosiator dalam meninjau
apa yang sudah dilakukannya selama bernegosiasi.
Ada
beberapa alasan penting mengapa tahap peninjauan negosiasi perlu dilakukan,
antara lain :
a.
Untuk memeriksa apakah anda sudah
mencapai tujuan anda.
b.
Jika tidak, maka hal itu dapat menjadi
pelajaran sekaligus pengalaman yang sangat berharga bagi seorang negosiator.
c.
Jika ya, maka pastikan apa yang sudah
anda lakukan dengan baik dan bangunlah kesuksesan anda.
2.3 Peran
Negosiator
Seorang
negosiator dapat melakukan berbagai peran penting dalam bernegosiasi, antara
lain :
a.
Berperan sebagai seorang pemimpin
b.
Faktual
c.
Analitis
d.
Reliasional
e.
Intuitif
2.4 Macam-macam
Negisiator
a.
Negosiator curang
Harus berhati-hati berhadapan dengan seorang
negosiator yang curang karena pada dasarnya yang terlintas dalam benak
pikirannya adalah bagaimana memenangkan negosiasi dan mengalahkan anda. Yang
penting bagi negosiator curang adalah dapat memenangkan negosiasinya.
b.
Negosiator Profesional
Seorang negosiator yang profesional akan tahu
apa yang sedang dinegosiasikan, dan tahu bagaimana memperoleh apa yang
diinginkannya. Ia memiliki pengetahuan dan ketrampilan bernegosiasi dengan
baik. Yang tak kalah pentingnya adalah ia tahu banyak hal tentang lawan
negosiasinya.
c.
Negosiator bodoh
Seorang negosiator yang bodoh cenderung
menghendaki kekalahan untuk kedua belah pihak. Tidak peduli apapun yang anda
lakukan, ia akan berusaha sekuat tenaga agar tidak ada yang bisa menang. Yang
penting baginya tidak ada yang menang dalam negosiasi. Oleh karena itu,
untuk menghadapi negosiator macam ini, anda harus memahami apa yang sebenarnya
terjadi di balik perilaku pihak lawan yang berpura-pura bodoh tersebut. Jika ia
takut kalah, yakinkanlah agar ia memiliki motivasi yang kuat untuk bernegosiasi
dengan baik. Jika ia tidak tahu, berilah pengertian yang sejelas-jelasnya, sehingga
ia memahaminya dengan baik. Jika ia merasa terancam, maka bersikaplah arif dan
bijak dalam bernegosiasi.
d. Negosiator
Naif
Pada umumnya ia adalah negosiator yang
tidak siap bernegosiasi, tidak tahu pokok persoalan yang akan dinegosiasikan,
bahkan cenderung percaya begitu saja pada pihak lawan negosiasinya. Kalau
perlu, ia bersedia memberikan apa saja yang diminta oleh pihak negosiasinya.
Dengan seorang negosiator yang naïf, pihak lawan jelas dapat menang dengan
mudah. Namun, pihak lawan sebaiknya tetap harus lebih berhati-hati, karena
bukan tidak mungkin ia sedang menyembunyikan sesuatu yang tidak diketahui pihak
lawan negosiasinya. Ia bisa juga menyetujui apa yang diinginkan pihak lawan
negosiasi, karena ia mempunyai tujuan lain yang menurutnya sangat berarti
baginya.
2.5 Pengalaman Pribadi dalam Bernegosiasi
Sejak tahun 2012
dibulan juli, saya baru membeli handphone smartphone blackberry yang sering
disebut telepon genggam atau ponsel pintar yang berserikan 9550 Storm2 yang
memiliki kecanggihan dalam touchsreen atau layar sentuh, tetapi ponsel ini
memiliki kekurangan yaitu tidak adanya keypad atau bisa juga disebut papan
ketik yang timbul dari bawaan ponsel blackberry storm2.
storm2 ini dulu
dibanderol dengan harga Rp. 2.675.000,- , saya beli ponsel ini di banjarmasin sewaktu
saya sekeluarga menjemput nenek yang telah datang umroh dari tanah suci, kurang
halinya saya memilah milah dari seri ponsel blackberry, saya cuma pengen
membeli dengan ponsel yang memiliki layar sentuh, tanpa harus mengetahui
kekurangan dari ponsel yang layar sentuh ini.
Beberapa bulan
kemudian, tepatnya bulan ke enam sejak saya membeli ponsel storm2, saya merasa
bosan dengan ponsel layar sentuh, dan ada beberapa alasan saya ingin menjual
ponsel tersebut diantaranya: susah mengetik jika dalam perjalanan, takut kebasahan
saat hujan dikarenakan ponsel ini sangat sensitif, dan jika mengetik dalam kondisi
ponsel miring maka layar akan mengikuti arah ponsel itu dimiringkan, ini yang
membuat saya agak susah dalam mengetiknya, dan sejak itu pula saya berkeinginan untuk menjualnya.
Sebelum saya
menjual ponsel ini, saya ingin mencari tahu harga second dari ponsel pintar
blackberry ini. Saya mendapatkan harga yang turun drastis yaitu dengan harga
Rp.1.700.000,- Saya menawarkan ke salah satu toko ponsel yang ada di tanjung,
tetapi pemilik toko membanderol dengan harga Rp. 1.800.000,- padahal ponsel ini
masih dalam masa garansi 1 tahun dari pihak blackberry, saya belum mau menjual
ke toko tersebut.
Dari beberapa toko masih dalam harga yang sama
dan ada pula kurang dari harga tersebut, saya pun mulai menawarkan ke teman
akrab waktu saya sekolah di Smkn 1 Tanjung, sebut saja Jaini, dia menanyakan
harga yang ingin dijual, saya bilang harga Rp.2.000.000,- tetapi dia menawar
dengan harga Rp.1.800.000,- dikarenakan dia cuma punya uang sebesar itu, dan
saya menjelaskan bahwa ponsel ini jarang dipakai, tidak pernah terjatuh,
barangnya pun masih bening atau mulus, saya sering pakai ponsel yang nokia 5310
express music, karena lebih gampang dalam penggunaannya, dan saya juga bilang
karena alasan seperti saya sebutkan tadi diatas.
Dia tetap menaroh
harga Rp.1.800.000,- setelah beberapa jam tawar menawar yang alot, saya pun
memberikan solusi:
Saya: begini
saja, saya mengurangi harga Rp.100.000,- dan kamu nambah Rp.100.000,-
Jaini: boleh
kalau begitu, saya pinjam uang ibu saya Rp.100.000,-
Dan akhirnya kami
sepakat dengan harga Rp.1.900.000,- saya pun bersalaman dengan dia sebagai tanda
bukti sepakat atu DEAL. saya pun menyerahkan ponsel blackberry itu lengkap
accesoris ponsel, nota pembelian, kartu garansi dan tidak ketinggalan kotaknya.
Demikian pengalaman saya
dalam bernegosiasi yang pernah saya alami, dan negosiasi ini bersifat informal
atau tidak resmi.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Menurut
Oliver, negosiasi adalah sebuah transaksi dimana kedua belah pihak mempunyai
hak atas hasil akhir. Hal ini memerlukan persetujuan kedua belah pihak sehingga
terjadi proses yang saling memberi dan menerima sesuatu untuk mencapai
kesepakatan bersama. Sementara itu Casse, negosiasi adalah proses dimana paling
sedikit ada dua pihak dengan persepsi, kebutuhan, dan motivasi yang berbeda
mencoba untuk bersepakat tentang suatu hal demi kepentingan bersama.
proses
negosiasi selalu melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi,
mencari suatu kesepakatan kedua belah pihak, dan mencapai tujuan yang
dikehendaki bersama kedua belah pihak yang terlibat dalam negosiasi.
menurut
Casse, ada tiga tahapan penting dalam bernegosiasi, yaitu tahap perencanaan
(sebelum negosiasi), tahap implementasi (selama negosiasi), dan tahap
peninjauan (setelah negosiasi). Menurut Casse dalam proses negoasiasi ada enam
tahapan penting yang perlu diperhatikan, antara lain : (1) persiapan, (2)
kontak pertama, (3) konfrontasi, (4) Kompromi, (5) Solusi, (6) konsolidasi.
Seorang
negosiator dapat melakukan berbagai peran penting dalam bernegosiasi, antara
lain: Berperan sebagai seorang pemimpin, faktual, analitis, reliasional,
intuitif.
Ada empat
tipe negosiator, yaitu negosiator curang, negosiator professional, negosiator
bodoh dan negosiator naïf.
Dari
pengalaman yang saya ceritakan tadi, harus ada kesepakatan dalam bernegosiasi
atau tawar menawar, sehingga ada kepuasan bagi kedua pihak walaupun memakan
waktu tidak singkat.
3.2 Saran
·
Dalam melakukan negosiasi
diperlukan seorang yang mampu melihat peluang, sabar, dan memiliki daya
sensitifikasi sosial yang tinggi.
·
Sebelum melakukan
negosiasi sehendaknya seorang negosiator mempelajari situasi yang ada.
·
Dalam bernegosiasi
seorang negosiator jangan memberikan harga yang tinggi dari harga yang
sebenarnya, dan negosiator janganlah menawar harga jauh lebih murah dari harga
yang ditawarkan.
DAFTAR PUSTAKA
bintangarif.blogspot.com/2012/05/tugas-makalah-komunikasi-bisnis.html?m=1
id.m.wikipedia.org/wiki/negosiasi
Comments
Post a Comment